Oleh: Luthfan | 7 Februari 2009

Palestina Merindukan Kembalinya Khilafah

Pengantar

Saat ini kita menyaksikan bagaimana kebiadaban Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza. Pertanyaannya, mengapa Israel melakukan kebiadaban ini? Motif apakah yang melatarbelakanginya? Untuk kepentingan apa? Bagi rakyat Palestina, solusi hakiki apa yang ada di benak mereka?


Untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan di atas, reporter al-Wa’ie mewawancarai Abu al-Izz Abd as-Salam, syabab Hizbut Tahrir Palestina, di sela-sela Konferensi Ekonomi Islam Internasional di Burri Convention Center, Khartoum, Sudan, yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir pada hari Sabtu tanggal 7 Muharram 1430 H atau 3 Januari 2009. Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana kondisi terakhir di Palestina terutama di Gaza dan Yerusalem?

Rakyat Palestina dan seluruh wilayahnya masih diduduki Israel. Namun, mereka diberi kesan bahwa mereka memiliki wewenang untuk mengatur kehidupan mereka sendiri, seperti yang dinyatakan dalam Perjanjian Oslo. Sebetulnya itu palsu, karena toh penjajahan sebenarnya masih berlangsung dalam bentuk lain. Artinya, memang rakyat Palestina diberi wewenang dalam pelayanan jasa, namun dalam hal keamanan dan aspek kritis lainnya, Israel masih mengatur semuanya. Jadi, penjajahan masih berlangsung.

Lebih jauh lagi, serangan yang dilancarkan Israel dengan sasaran warga sipil saat ini dimaksudkan untuk menumpas adanya elemen resistensi. Ini semakin membuktikan bahwa penjajahan masih berlangsung. Pembunuhan terhadap pria, wanita, dan anak-anak serta penghancuran rumah-rumah masih terjadi.

Mengapa hanya Gaza, tidak termasuk Tepi Barat?

Saat ini memang Gaza dan Tepi Barat terpisah. Gaza dikuasai Hamas dan Tepi Barat oleh Fatah. Namun demikian, kedua faksi rakyat Palestina tersebut tidak ‘menguasai’ dalam arti sebenarnya. Mereka hanya terbatas ‘berkuasa’ dalam pelayanan domestik saja, bukan dalam hal keamanan yang sejatinya masih diatur Israel.

Politisi Israel saat ini sedang berebut kursi di parlemen dan mereka ingin meyakinkan rakyat Israel bahwa mereka sedang berjuang untuk kepentingan dan keamanan mereka, meski harus dengan cara mengebom gedung apartemen besar dan membasmi rakyat Palestina.

Kalau begitu, agresi ini lebih bernuansa politik?

Tentu saja. Partai politik di Israel saat ini saling bersaing untuk menaikkan citra politik mereka masing-masing dengan cara menekan rakyat Palestina. Israel juga tidak beritikad untuk mencari pemecahan terhadap isu hak-hak dari atau tanah milik rakyat Palestina. Yang Israel inginkan adalah menaikkan standar hidup rakyat Israel sebagaimana masyarakat Eropa dan menyingkirkan warga Palestina ke negara tetangga Arab lainnya, seperti Yordania dan Mesir (dengan melimpahkan isu Gaza ke Mesir). Mereka mau melepas tangan atau tanggung jawab dari isu warga Palestina. Jadi, Israel tidak mau tahu urusan hidup-matinya warga Palestina. Yang mereka pikirkan adalah kepentingan warga Israel sendiri.

Para pengamat melihat bahwa agresi Israel adalah hukuman bagi warga Palestina di Gaza yang mendukung Hamas. Apakah benar?

Tidak seluruhnya benar. Namun, alasan utamanya adalah persiapan untuk Pemilu bagi para politisi Israel dengan mengumpulkan dana dari calon pemilih. Israel juga memberikan pesan kepada warga Palestina, bahwa semakin mereka menentang pendudukan Israel maka mereka akan semakin dihukum dan tidak akan mendapatkan keuntungan apa-apa dari penentangan mereka. Dengan demikian, mereka harus menerima kondisi yang diberikan oleh Israel, termasuk siapa yang akan ditunjuk untuk mengurusi kehidupan mereka sehari-hari dan juga pengakuan secara mutlak tentang eksistensi negara Yahudi Israel.

Menurut Anda, apakah penduduk di Gaza akan menghentikan dukungan mereka terhadap Hamas?

Tidak benar juga. Meski sebagian rakyat Palestina ada juga yang bersikap materialis dan menyerah pada kenyataan, sebagian besar penduduk masih memiliki iman kepada Allah; mereka juga masih punya kehormatan di dalam jiwa mereka dan tidak mudah menjualnya hanya demi sepotong roti. Kita masih harus tetap menolak keberadaan Negara Israel dan rencana-rencana mereka terhadap kita.

Apakah HT di Palestina terpecah menjadi dua atau tiga, karena bukankah Palestina terpecah menjadi beberapa wilayah seperti di Yerusalem, Tepi Barat, dan Gaza?

Alhamdulillah, HT adalah satu di seluruh dunia. Di Palestina pun, secara organisasi hanya ada satu HT.

Apakah Anda memiliki kesulitan hidup di Yerusalem?

Salah satu isu sulit adalah transportasi untuk bekerja atau bahkan untuk bersilaturahmi kepada sanak keluarga. Banyak sekali hambatan yang harus dilalui seperti pos-pos pemeriksaan.  Kita harus menunggu berjam-jam. Tapi, mudah-mudahan dengan bantuan umat Muslim yang akan membebaskan Palestina, kesulitan-kesulitan tersebut akan berakhir, insya Allah.

Warga Israel di Yerusalem, apakah mereka tahu Anda anggota HT?

Mereka berusaha keras untuk mengetahui siapa saya dan pihak intelijen sangat tertarik untuk memonitor semua kegiatan yang dilakukan oleh HT, seperti siapa saja anggotanya. Namun, mereka tidak akan tahu detil organisasinya. Banyak orang mengira bahwa intel Israel tidak memonitor kegiatan HT karena HT tidak melakukan tindakan fisik dalam aksi penentangannya.

Termasuk juga tidak ikut dalam Pemilu?

Juga tidak ikut dalam Pemilu. Namun, justru ini yang membuat mereka semakin terobsesi untuk ingin tahu. Kita justru mengatakan, bahwa ketika kita ikut dalam Pemilu, kita justru mengakui keberadaan Negara Israel Yahudi dan juga mengakui perjanjian yang dilakukan Israel dengan Kelompok Pembebasan Palestina PLO/Fatah. Kita katakan bahwa keberadaan Negara Yahudi Israel adalah ilegal sehingga semua perjanjian dengannya adalah tidak sah. Itu sebabnya intel Israel sangat terobsesi untuk mengetahui kami lebih banyak.

HT di Palestina melakukan dakwah secara terbuka. Apakah pemerintah Israel melakukan tindakan represif?

Selama ini mereka memberikan tekanan atau menakut-nakuti para syabab tanpa secara langsung menghalangi kegiatan. Kadang-kadang apabila kegiatan berkaitan dengan seruan kepada para perwakilan diplomat agar mereka menolak keberadaan Israel dan tidak melakukan hubungan dengan Israel, maka syabab yang melakukan seruan tersebut akan dikejar dan dihentikan aksinya. Namun, secara umum mereka tidak melarang kegiatan para syabab secara total.

Mana yang lebih aktif, HT di Gaza atau Tepi Barat?

Secara umum HT di Tepi Barat lebih aktif, tetapi di Gaza cukup kuat juga. Baru-baru ini ada juga kegiatan demonstrasi HT di Gaza. Banyak juga warga Palestina yang ingin belajar dari HT karena mereka telah kecewa dengan kelompok lain.

Untuk menanggapi agresi Israel, apa tindakan yang dilakukan HT di Gaza?

Anggota HT adalah bagian dari umat. Mayoritas Muslim tidak merespon secara langsung dalam fisik, kecuali mereka berusaha keras untuk tetap bisa bertahan hidup. Adapun aksi perlawanan senjata biasanya dilakukan oleh faksi-faksi seperti Hamas dan Islamic Jihad karena keberadaan dan kualitas senjata juga memang terbatas. Kalau ada anggota HT yang mengangkat senjata, ini dilakukan sebagai tindakan pribadi, bukan tindakan resmi dari HT, karena metode HT sendiri tidak melakukan perjuangan fisik. HT justru menyeru para militer Muslim yang memiliki kekuatan yang luar biasa dalam hal jumlah dan persenjataan untuk melaksanakan tanggungjawabnya dalam membebaskan Palestina.

Jadi anggota HT juga melakukan Jihad di Gaza?

Sebagian iya. Sebab, ini bagi mereka merupakan ancaman yang sudah di depan mata.

Menurut Anda, aktivitas HT di Palestina mendapatkan respon yang baik dari warga palestina?

Alhamdulillah, terutama dalam demonstrasi yang dilakukan akhir-akhir ini di berbagai kota besar mendapatkan respon dan respek dari masyarakat. Mereka menghargai usaha HT yang peduli dengan nasib mereka dan HT menyeru tidak hanya warga biasa, tetapi juga jajaran militer Dunia Islam untuk melakukan tugasnya; juga pihak-pihak yang memiliki kemampuan untuk memberikan dukungan kekuasaan kepada HT dalam usaha penegakan Khilafah. Pihak-pihak yang memiliki kekuatan tersebutlah yang mestinya juga bertanggung jawab melakukan tugas perlawanan, dan bukan warga biasa dengan persenjataan yang terbatas. Dalam hal ini, HT selalu menyuarakan pesan kuat dari warga Palestina, bahwa umat Muslim di dunia memiliki kekuatan dan kemampuan memiliki beban tanggung jawab yang besar untuk membebaskan Palestina.

Dalam benak warga Palestina, apa sebenarnya solusi dari konflik?

Warga Palestina, dengan suara mayoritas menyatakan bahwa Palestina harus dibebaskan dari kekuatan dari luar.

Dari luar Palestina?

Ya, dari luar Palestina. Resistensi yang dilakukan dari dalam Palestina adalah usaha untuk mengingatkan dunia bahwa isu ini belum usai dan tidak boleh terlupakan; untuk menunjukkan bahwa kita tidak menerima kenyataan begitu saja. Saudara-saudara kita yang sedang melakukan perlawanan fisik juga menyadari bahwa apa yang mereka lakukan memang tidak akan menghantarkan pada kebebasan yang sebenarnya. Mereka yang sedang bernegosiasi dengan Israel juga menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sebenarnya adalah kekeliruan dan merupakan suatu keterpaksaan akibat realita yang ada, karena tidak ada yang peduli kecuali dengan sekadar pembicaraan dan uang ala kadarnya.  Itu sebabnya mereka yang bernegosiasi berharap minimal mereka bisa mendapatkan sesuatu.

Lalu solusi macam apa yang paling menjanjikan kalau mereka percaya bahwa bantuan harus datang dari luar Palestina?

Mereka yakin dengan janji Allah tentang akan datangnya kembali kekuasaan Khilafah.

Jadi, ide tentang Khilafah ini cukup populer di tengah masyarakat Palestina?

O, iya, bahkan masyarakat sangat berharap kembalinya Khilafah. Meski demikian, kondisi yang memprihatinkan sekarang memang menjadi ganjalan terhadap harapan ini. Mereka berkata kepada kami, “Kita setuju dengan kalian, tapi tolong percepat kembalinya Khilafah.”

Menanggapi hal ini kami menjawab, “Kalau begitu, mari bekerja dengan kami,  bersama-sama meninggikan seruan kepada semua Muslim untuk mengembalikan keberadaan Khilafah.”

Jadi mereka tidak mempermasalahkan ide tentang Khilafah, tetapi bagaimana mencari jalan keluar dari problem yang mereka hadapi sehari-hari?

Betul. Mereka hidup dalam kondisi yang sangat sulit sehingga mereka perlu untuk memperbaiki kondisi mereka agar hidup bisa dilalui lebih mudah. Itu sebabnya, dalam mencari solusi mereka menempuh arah yang berbeda-beda saat ini. Namun, mereka sebenarnya juga sadar bahwa hanya Khilafah yang bisa membebaskan Palestina.

Bagaimana respon Hamas dengan aktifitas HT?

Hamas adalah pergerakan Islam, tetapi ia adalah organisasi lokal yang bergerak untuk Palestina saja. Memang, Hamas mengatakan bahwa ia adalah perpanjangan dari gerakan Ikhwanul Muslimin (IM). Hal ini sesuai dengan sifat IM yang aktivitasnya di wilayah tertentu bersifat mandiri dari wilayah lain.  Dengan demikian, tidak ada sistem kepemimpinan sentral. Yang terjadi selama ini,  Hamas mengakui legitimasi pemerintahan negeri-negeri Arab seperti Mesir, Syria, Yordania, dan Saudi Arabia dan memiliki perwakilan di semua negara tersebut. Hamas juga tidak pernah menyuarakan kritik terhadap rezim penguasa negeri-negeri Arab tersebut. Mereka berusaha  memiliki relasi yang baik dengan para diktator. Adapun terjadinya konflik Hamas dengan Mesir saat ini lebih merupakan suatu pengecualian karena memang biasanya mereka memiliki hubungan yang baik. Hal inilah menurut HT merupakan suatu masalah.

Menurut HT, justru keberadaan rezim negara-negara Arab adalah penghalang bagi umat. Ketika umat berupaya dan bergegas memberi bantuan dan berjuang bersama-sama saudaranya, para rezim ini malah menghalanginya. Itu sebabnya, batu-batu penghalang ini perlu disingkirkan dan diganti dengan Khilafah. Di lain pihak, Hamas justru berusaha memiliki hubungan baik dengan rezim. Ini adalah isu yang menjadi sumber ‘konflik’ antara dua organisasi ini (HT dan Hamas).

Bagaimana HT berhubungan dengan Hamas dalam konteks ini?

Kami memiliki hubungan personal yang baik dengan mereka. Di dalam keluarga Palestina sendiri cukup lumrah ditemui ada perbedaan pandangan politik sesama saudara kandung; ada yang Fatah, HT, atau Hamas. Sangatlah penting bagi HT untuk selalu berusaha memiliki hubungan yang baik dengan semua Muslim. Dengan itu, kita bisa menginformasikan kepada mereka opini syar’i dari HT terhadap semua isu yang muncul atau terhadap aktivitas yang mereka lakukan. Memang, ada kalanya ini menimbulkan ketegangan. Bagaimanapun kita harus tetap menyampaikan seruan dakwah karena ini merupakan tanggung jawab yang dibebankan Allah kepada kita.

Jadi tidak benar kalau HT selalu bersitegang dengan Hamas?

Tidak. HT dan Hamas adalah pergerakan Islam dan keduanya juga merujuk pada al-Quran dan as-Sunnah.  Karena itu, ketika ada diskusi antara kita dan mereka, kita selalu menggunakan al-Quran dan as-Sunnah. Bahkan sebenarnya lebih mudah berdiskusi dengan Hamas mengenai ahkam syar’iyyah dibandingkan dengan Fatah atau gerakan Kiri.

Anda bisa menghadiri konferensi internasional di Sudan ini. Apakah Anda menemukan kesulitan dalam perjalanan ke luar negeri dari Yerusalem?

Memang, banyak di antara kami yang menemui kesulitan dalam melakukan perjalanan ke luar negeri. Alhamdulillah saya bisa pergi dari Yordania menuju Khartoum. Namun, saya tidak tahu apakah bisa melakukannya lagi. []

Biografi Abu al-Izz Abd as-Salam: Ia adalah aktivis HT yang tinggal di Yerusalem. Pekerjaan saat ini adalah insinyur teknik elektro. []


Tinggalkan komentar

Kategori